Message From Ps. Jose Carol
11.01.15
Matius 28 :18. Yesus mendekati mereka dan berkata: "Kepada-Ku telah diberikan segala kuasa di sorga dan di bumi.
19. Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus,
20. dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu. Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman."
Dalam ayat diatas Tuhan memakai kata murid-Ku, bukan pengikut/anggota/jemaat dan murid-muridNya juga memanggil guru = Jesus.
Kekristenan bukan catatan perjalanan kita dalam agama, tetapi perjalanan kita yang mau belajar dan diajar oleh Tuhan.
Ada perbedaan yang sangat besar antara menjadi anggota gereja dan murid, murid lebih menjadi seseorang yang mau belajar dan mau diajar. Berada di dalam sekolah belum tentu dia terdaftar sebagai murid dan duduk di dalam kelas juga tidak menjamin kita sebagai murid.
Setiap sekolah yang baik pasti selalu ada yang naik kelas, jika sekolah ada yang selalu naik kelas tanpa perlu melakukan sesuatu pastinya tidak ada penghargaan dan ilmu yang di dapat. Naik kelas adalah pencapaian yang selalu tiap orang kejar, dalam setiap area dalam kehidupan kita agar setiap kita siap untuk apa yang Tuhan akan percayakan dalam hidup kita.
Kata naik pada dasarnya memerlukan tenaga dan usaha untuk melakukannya. Ada 3 masa/fase kalau kita mau naik kelas :
1. Masa belajar, dimana kita menguasai semua materi dan informasi yang kita perlukan dalam level ini. Kita bisa saja naik kelas tanpa menguasai materi, tapi pasti lebih banyak kesulitan dalam level berikutnya. Bagaimana kita menyelesaikan setiap level agar berkat yang Tuhan sediakan bagi kita tidak malah menghancurkan kehidupan kita.
Tuhan menjadi guru agar kita menjadi lebih dewasa, melakukan sesuatu tanpa pemaksaan melainkan dengan mencontohkan/memberi inspirasi kepada kita. Your standard of giving determine your standard of living (Belajarlah memberi)
2. Masa Ujian, ujian datang untuk membuktikan apa yang sudah dan belum kita kuasai (untuk kepentingan kita sendiri). Ujian perlu dapat untuk mengenali diri kita sendiri, contoh : Ayub yang diijinkan Tuhan untuk dicobai oleh iblis. Ujian datang untuk melihat apakah kita siap untuk naik kelas, tapi bagi iblis ujian adalah masa untuk menjatuhkan kita. Guru kita adalah Tuhan yang setia yang selalu berjalan bersama kita melewati masalah/ujian.
1. Inilah bangsa-bangsa yang dibiarkan TUHAN tinggal untuk mencobai orang Israel itu dengan perantaraan mereka, yakni semua orang Israel yang tidak mengenal perang Kanaan.
2. --Maksudnya hanyalah, supaya keturunan-keturunan orang Israel yang tidak mengenal perang yang sudah-sudah, dilatih berperang oleh TUHAN.
3. Yang tinggal ialah kelima raja kota orang Filistin dan semua orang Kanaan, orang Sidon dan orang Hewi, yang mendiami pegunungan Libanon, dari gunung Baal-Hermon sampai ke jalan yang menuju ke Hamat.
4. Mereka itu ada di sana, supaya Ia mencobai orang Israel dengan perantaraan mereka untuk mengetahui, apakah mereka mendengarkan perintah yang diberikan TUHAN kepada nenek moyang mereka dengan perantaraan Musa.
5. Demikianlah orang Israel itu diam di tengah-tengah orang Kanaan, orang Het, orang Amori, orang Feris, orang Hewi dan orang Yebus.
Dalam ayat diatas, Bangsa Israel diberikan ujian agar siap menempati tanah perjanjian, bukan dengan mental perbudakan.
Yakobus 1:
3. sebab kamu tahu, bahwa ujian terhadap imanmu itu menghasilkan ketekunan.
4. Dan biarkanlah ketekunan itu memperoleh buah yang matang, supaya kamu menjadi sempurna dan utuh dan tak kekurangan suatu apapun.
*Catatan dari Penulis, nomor 3 tidak diberitahu sepertinya karena masalah waktu dalam ibadah yang tidak memungkinkan
GOD BLESS YOU
RW