Senin, 23 Februari 2015

LEVEL UP - NAIK KELAS (PS. JOSE CAROL)

Message From Ps. Jose Carol

11.01.15

Matius 28 :
18. Yesus mendekati mereka dan berkata: "Kepada-Ku telah diberikan segala kuasa di sorga dan di bumi.
19. Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus,
20. dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu. Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman."

Dalam ayat diatas Tuhan memakai kata murid-Ku, bukan pengikut/anggota/jemaat dan murid-muridNya juga memanggil guru = Jesus.
Kekristenan bukan catatan perjalanan kita dalam agama, tetapi perjalanan kita yang mau belajar dan diajar oleh Tuhan.
Ada perbedaan yang sangat besar antara menjadi anggota gereja dan murid, murid lebih menjadi seseorang yang mau belajar dan mau diajar. Berada di dalam sekolah belum tentu dia terdaftar sebagai murid dan duduk di dalam kelas juga tidak menjamin kita sebagai murid.
Setiap sekolah yang baik pasti selalu ada yang naik kelas, jika sekolah ada yang selalu naik kelas tanpa perlu melakukan sesuatu pastinya tidak ada penghargaan dan ilmu yang di dapat. Naik kelas adalah pencapaian yang selalu tiap orang kejar, dalam setiap area dalam kehidupan kita agar setiap kita siap untuk apa yang Tuhan akan percayakan dalam hidup kita.

Kata naik pada dasarnya memerlukan tenaga dan usaha untuk melakukannya. Ada 3 masa/fase kalau kita mau naik kelas :
1. Masa belajar, dimana kita menguasai semua materi dan informasi yang kita perlukan dalam level ini. Kita bisa saja naik kelas tanpa menguasai materi, tapi pasti lebih banyak kesulitan dalam level berikutnya. Bagaimana kita menyelesaikan setiap level agar berkat yang Tuhan sediakan bagi kita tidak malah menghancurkan kehidupan kita.
Tuhan menjadi guru agar kita menjadi lebih dewasa, melakukan sesuatu tanpa pemaksaan melainkan dengan mencontohkan/memberi inspirasi kepada kita. Your standard of giving determine your standard of living (Belajarlah memberi)
2. Masa Ujian, ujian datang untuk membuktikan apa yang sudah dan belum kita kuasai (untuk kepentingan kita sendiri). Ujian perlu dapat untuk mengenali diri kita sendiri, contoh : Ayub yang diijinkan Tuhan untuk dicobai oleh iblis. Ujian datang untuk melihat apakah kita siap untuk naik kelas, tapi bagi iblis ujian adalah masa untuk menjatuhkan kita. Guru kita adalah Tuhan yang setia yang selalu berjalan bersama kita melewati masalah/ujian.
1. Inilah bangsa-bangsa yang dibiarkan TUHAN tinggal untuk mencobai orang Israel itu dengan perantaraan mereka, yakni semua orang Israel yang tidak mengenal perang Kanaan.
2. --Maksudnya hanyalah, supaya keturunan-keturunan orang Israel yang tidak mengenal perang yang sudah-sudah, dilatih berperang oleh TUHAN.
3. Yang tinggal ialah kelima raja kota orang Filistin dan semua orang Kanaan, orang Sidon dan orang Hewi, yang mendiami pegunungan Libanon, dari gunung Baal-Hermon sampai ke jalan yang menuju ke Hamat.
4. Mereka itu ada di sana, supaya Ia mencobai orang Israel dengan perantaraan mereka untuk mengetahui, apakah mereka mendengarkan perintah yang diberikan TUHAN kepada nenek moyang mereka dengan perantaraan Musa.
5. Demikianlah orang Israel itu diam di tengah-tengah orang Kanaan, orang Het, orang Amori, orang Feris, orang Hewi dan orang Yebus. 
Dalam ayat diatas, Bangsa Israel diberikan ujian agar siap menempati tanah perjanjian, bukan dengan mental perbudakan.

Yakobus 1:
3. sebab kamu tahu, bahwa ujian terhadap imanmu itu menghasilkan ketekunan.
4. Dan biarkanlah ketekunan itu memperoleh buah yang matang, supaya kamu menjadi sempurna dan utuh dan tak kekurangan suatu apapun. 

*Catatan dari Penulis, nomor 3 tidak diberitahu sepertinya karena masalah waktu dalam ibadah yang tidak memungkinkan

GOD BLESS YOU
RW


LEVEL UP - NAIK (PS. JUSAR BADUDU)

Message From Ps. Jusar Badudu

04.01.15

Untuk menaikkan level tidak harus selalu melalukan sesuatu yang baru dan hebat, tapi melakukan yang mungkin hanya kecil tapi terus menerus yang menguntungkan orang lain.

1. Kamu sendiripun memang tahu, saudara-saudara, bahwa kedatangan kami di antaramu tidaklah sia-sia.
2. Tetapi sungguhpun kami sebelumnya, seperti kamu tahu, telah dianiaya dan dihina di Filipi, namun dengan pertolongan Allah kita, kami beroleh keberanian untuk memberitakan Injil Allah kepada kamu dalam perjuangan yang berat.
3. Sebab nasihat kami tidak lahir dari kesesatan atau dari maksud yang tidak murni dan juga tidak disertai tipu daya.
4. Sebaliknya, karena Allah telah menganggap kami layak untuk mempercayakan Injil kepada kami, karena itulah kami berbicara, bukan untuk menyukakan manusia, melainkan untuk menyukakan Allah yang menguji hati kita.
5. Karena kami tidak pernah bermulut manis--hal itu kamu ketahui--dan tidak pernah mempunyai maksud loba yang tersembunyi--Allah adalah saksi--
6. juga tidak pernah kami mencari pujian dari manusia, baik dari kamu, maupun dari orang-orang lain, sekalipun kami dapat berbuat demikian sebagai rasul-rasul Kristus.
7. Tetapi kami berlaku ramah di antara kamu, sama seperti seorang ibu mengasuh dan merawati anaknya.
8. Demikianlah kami, dalam kasih sayang yang besar akan kamu, bukan saja rela membagi Injil Allah dengan kamu, tetapi juga hidup kami sendiri dengan kamu, karena kamu telah kami kasihi.
9. Sebab kamu masih ingat, saudara-saudara, akan usaha dan jerih lelah kami. Sementara kami bekerja siang malam, supaya jangan menjadi beban bagi siapapun juga di antara kamu, kami memberitakan Injil Allah kepada kamu.
10. Kamu adalah saksi, demikian juga Allah, betapa saleh, adil dan tak bercacatnya kami berlaku di antara kamu, yang percaya.
11. Kamu tahu, betapa kami, seperti bapa terhadap anak-anaknya, telah menasihati kamu dan menguatkan hatimu seorang demi seorang,
12. dan meminta dengan sangat, supaya kamu hidup sesuai dengan kehendak Allah, yang memanggil kamu ke dalam Kerajaan dan kemuliaan-Nya.

Kitab Tesalonika diatas mengenai momen tentang pelayanan Paulus kepada jemaatnya, yang dapat kita pelajari dari Paulus ada 3 hal :
1. Setialah kepada panggilan, setialah pada apa yang Tuhan telah taruh dalam kehidupan kita meski tidak nyaman dan aman. Kenapa Paulus setia? Karena dia tau ukuran kesetiaan bukan manusia yang ukur tetapi Tuhan. Bukti kesetiaan tersebut dapat dilihat pada ayat 1,2,4 & 9.
Demikian pula dengan promosi kerjaan yang datangnya dari Tuhan, jangan fokus pada kesempurnaan tapi pada kesetiaan.
2. Hidup adalah tentang orang lain, kita hidup dalam komunitas bukan sendirian, dan diperlukan cara untuk berhubungan agar berjalan dengan baik, dalam ayat 7.
Matius 11 :
28. Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu.
29. Pikullah kuk yang Kupasang dan belajarlah pada-Ku, karena Aku lemah lembut dan rendah hati dan jiwamu akan mendapat ketenangan.
30. Sebab kuk yang Kupasang itu enak dan beban-Kupun ringan." 
3. Kasih sayang kepada orang lain, dalam ayat 8

GOD BLESS YOU
RW